Rahasia Energi Surplus Toddler: Apa yang Membuat Mereka Tak Pernah Lelah?

Jika Anda pernah mengamati anak usia toddler (1–3 tahun), Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana mereka bisa berlari, melompat, dan bermain tanpa henti sepanjang hari tanpa tampak kelelahan. Fenomena ini bukan sekadar hasil dari kebiasaan atau karakteristik individu, melainkan merupakan konsekuensi dari perkembangan biologis, metabolisme yang efisien, serta dorongan psikososial untuk mengeksplorasi lingkungan. Konsep energi surplus pada toddler memainkan peran penting dalam tingginya tingkat aktivitas mereka.
- Energi Surplus: Metabolisme Tinggi pada Toddler : Energi surplus pada toddler berasal dari tingkat metabolisme basal (BMR) yang tinggi. Metabolisme basal mengacu pada jumlah energi yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan fungsi vital saat istirahat. Studi menunjukkan bahwa anak-anak memiliki BMR yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang dewasa (Butte et al., 2000), yang berarti tubuh mereka terus membakar energi dalam jumlah besar bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas berat. Selain itu, sistem tubuh anak kecil sangat efisien dalam mengubah glukosa menjadi ATP (adenosin trifosfat), sumber utama energi bagi sel. Efisiensi ini memungkinkan mereka untuk terus aktif tanpa mengalami kelelahan seperti orang dewasa. Hal ini menjelaskan mengapa setelah bermain intens, seorang toddler hanya memerlukan tidur singkat sebelum kembali penuh energi.
- Peran Hormon dalam Regulasi Energi : Hormon memainkan peran penting dalam menjaga energi surplus pada anak. Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) yang diproduksi dalam jumlah besar pada masa toddler tidak hanya mendukung perkembangan fisik, tetapi juga berfungsi dalam metabolisme lemak dan glukosa, memastikan ketersediaan energi yang cukup bagi tubuh (Katz & Kolter, 2010). Selain itu, hormon kortisol yang berperan dalam respons stres relatif stabil pada anak-anak, yang memungkinkan mereka tetap aktif sepanjang hari tanpa mudah mengalami kelelahan emosional seperti orang dewasa. Sementara itu, dopamin dan serotonin, dua neurotransmitter yang mengatur motivasi dan perasaan bahagia, juga dilepaskan lebih banyak saat anak terlibat dalam aktivitas fisik, memberikan dorongan tambahan bagi mereka untuk terus bergerak.
- Perkembangan Neuromuskular dan Adaptasi Biologis : Pada usia toddler, sistem saraf mereka mengalami proses mielinisasi, yaitu pembentukan lapisan mielin pada serabut saraf yang meningkatkan kecepatan transmisi impuls saraf. Mielinisasi memungkinkan anak mengoordinasikan gerakan dengan lebih baik, sehingga mereka bisa berlari lebih cepat dan lebih lincah tanpa merasa lelah (Lenroot & Giedd, 2006). Di samping itu, pertumbuhan otot dan tulang yang cepat selama fase ini mendukung peningkatan kapasitas fisik mereka. Tubuh mereka terus beradaptasi dengan tuntutan perkembangan motorik kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, dan memanjat. Semua aktivitas ini tidak hanya menghabiskan energi tetapi juga sekaligus memicu peningkatan produksi energi dalam tubuh.
- Pola Tidur Efisien dan Pemulihan Cepat : Meskipun anak-anak tampak tidak pernah kehabisan energi, mereka sebenarnya memiliki pola pemulihan yang sangat efisien. Tidur REM (Rapid Eye Movement) pada anak lebih dominan dibandingkan orang dewasa, yang memungkinkan mereka untuk mengembalikan energi dengan lebih cepat (Hirshkowitz et al., 2015). Selain itu, ritme sirkadian yang masih berkembang membuat anak-anak lebih cepat bangun dan aktif kembali setelah tidur siang singkat. Oleh karena itu, mereka dapat terjaga lebih lama di siang hari dengan energi penuh, sementara orang dewasa mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk memulihkan tenaga setelah kelelahan.
- Motivasi Eksplorasi dan Perkembangan Kognitif : Dari perspektif psikologi perkembangan, anak usia toddler berada dalam tahap sensorimotor menurut teori Piaget (1952). Pada tahap ini, anak belajar melalui eksplorasi fisik terhadap lingkungan sekitarnya. Rasa ingin tahu mereka yang besar mendorong mereka untuk terus bergerak, mencoba hal baru, dan mengamati reaksi dari tindakan mereka sendiri. Selain itu, aktivitas fisik memberikan stimulasi kognitif yang kuat. Setiap gerakan yang mereka lakukan membantu membangun pemahaman tentang dunia, mengembangkan keterampilan problem-solving, serta meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya. Hal ini menjelaskan mengapa anak-anak selalu aktif dan tampak memiliki energi yang tak terbatas—karena gerakan adalah bagian dari cara mereka memahami dunia.
- Dampak Energi Surplus pada Perkembangan Anak : Tingkat aktivitas yang tinggi pada anak toddler bukan hanya fenomena biologis, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada perkembangan mereka:
- Kesehatan Fisik: Aktivitas fisik yang intens mendukung perkembangan otot, keseimbangan, dan koordinasi.
- Kesehatan Mental: Aktivitas fisik membantu dalam regulasi emosi, mengurangi stres, dan meningkatkan kebahagiaan melalui pelepasan endorfin.
- Perkembangan Sosial: Anak-anak yang aktif cenderung lebih mudah berinteraksi dengan teman sebaya, belajar keterampilan berbagi, dan membangun komunikasi yang lebih baik.
Sebagai orang tua atau pendidik, memahami mekanisme di balik energi surplus ini membantu dalam menyediakan lingkungan yang mendukung eksplorasi anak tanpa membatasi kebutuhan alami mereka untuk bergerak.
Penulis ; Dwi Indah Prastuti
Editor ; Dwi Indah Prastuti