Orangtua Harus Waspada! Maraknya Kecelakaan Anak Balita Saat Mengendarai Sepeda Listrik

Belakangan ini, semakin banyak laporan kecelakaan yang melibatkan anak-anak usia dini (balita) saat mengendarai sepeda listrik, terutama ketika dikemudikan oleh kakaknya yang masih di bawah usia 12 tahun. Fenomena ini tentu mengkhawatirkan, mengingat sepeda listrik bukan sekadar mainan, melainkan kendaraan yang tetap membutuhkan keterampilan dan pemahaman akan keselamatan lalu lintas. Sayangnya, banyak orang tua yang belum menyadari betapa besarnya risiko membiarkan anak-anak kecil menggunakan sepeda listrik tanpa pengawasan yang benar.
Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Tahun 2020, sepeda listrik hanya boleh dikendarai oleh anak di atas usia 12 tahun, wajib menggunakan helm, dan hanya boleh digunakan di jalur khusus dengan kecepatan di bawah 25 km/jam. Melanggar aturan ini bisa berujung pada kecelakaan yang membahayakan nyawa anak-anak kita.
Bahaya yang Mengintai Jika Anak di Bawah 12 Tahun Mengendarai Sepeda Listrik
Membiarkan anak kecil mengendarai sepeda listrik sendiri atau dengan kakaknya yang juga belum cukup umur bisa menyebabkan berbagai risiko serius. Berikut beberapa ancaman yang harus diperhatikan:
-
Kurangnya Kontrol dan Keseimbangan
Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan belum memiliki koordinasi motorik yang baik. Saat mengendarai sepeda listrik, mereka bisa kesulitan menjaga keseimbangan, terutama ketika melewati jalanan yang tidak rata, menikung tajam, atau harus menghindari rintangan secara mendadak. Hal ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan jatuh dan cedera serius. -
Refleks dan Kesadaran Lalu Lintas yang Rendah
Anak-anak belum sepenuhnya memahami konsep keselamatan di jalan. Mereka cenderung bereaksi lambat terhadap kendaraan lain yang mendekat, tidak terbiasa membaca situasi lalu lintas, serta sering kali berkendara tanpa mematuhi aturan. Hal ini bisa menyebabkan mereka menabrak sesuatu atau bahkan tertabrak kendaraan lain yang lebih besar. -
Tidak Menggunakan Helm atau Peralatan Keamanan
Banyak anak yang menganggap sepeda listrik seperti mainan sehingga sering kali mengendarainya tanpa perlindungan, seperti helm atau pelindung lutut dan siku. Akibatnya, jika mereka jatuh atau bertabrakan, luka yang mereka derita bisa jauh lebih parah dibandingkan jika mereka menggunakan perlengkapan keamanan yang sesuai. -
Berpotensi Membahayakan Pengguna Jalan Lain
Anak-anak yang mengendarai sepeda listrik tanpa kontrol yang baik tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tetapi juga pengguna jalan lain. Mereka bisa tiba-tiba melintas di jalan tanpa melihat kendaraan yang melaju dari arah berlawanan, menyebabkan pengendara lain panik dan berpotensi menimbulkan kecelakaan beruntun.
Solusi dan Tips agar Anak Memahami Bahaya Sepeda Listrik
Agar anak-anak memahami dan menerima aturan tentang penggunaan sepeda listrik, orang tua harus memberikan edukasi dengan cara yang bijak dan mudah dipahami. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
-
Gunakan Perumpamaan yang Mudah Dimengerti
Jelaskan kepada anak bahwa mengendarai sepeda listrik tanpa aturan itu seperti bermain perosotan yang sangat tinggi tanpa pengaman. Mungkin terasa menyenangkan di awal, tetapi bisa berbahaya jika tidak berhati-hati. -
Berikan Contoh Nyata dari Kasus Kecelakaan
Orang tua bisa menunjukkan berita atau video tentang kecelakaan anak-anak akibat sepeda listrik agar mereka memahami risiko nyata yang bisa terjadi. Ini akan membantu mereka menyadari bahwa aturan dibuat bukan untuk membatasi kesenangan mereka, melainkan demi keselamatan. -
Buat Aturan Keluarga yang Tegas dan Konsisten
Buat aturan yang jelas, misalnya tidak boleh mengendarai sepeda listrik sebelum usia 12 tahun, harus menggunakan helm, dan hanya boleh digunakan di tempat yang aman. Pastikan seluruh anggota keluarga mematuhi aturan ini secara konsisten agar anak terbiasa. -
Ajak Anak Berdiskusi dan Berlatih Simulasi Keselamatan
Orang tua bisa mengajak anak bermain peran atau membuat simulasi kecil tentang bagaimana cara berkendara dengan aman, kapan harus berhenti, dan bagaimana menghindari bahaya di jalan. -
Gunakan Hadiah sebagai Penguat Positif
Jika anak menunjukkan kepatuhan terhadap aturan keselamatan, berikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi, seperti tambahan waktu bermain atau hadiah kecil yang mereka sukai. Ini akan membuat mereka lebih termotivasi untuk mematuhi aturan.
Sebagai orang tua, tanggung jawab utama kita adalah memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan sehat. Jangan sampai tren penggunaan sepeda listrik justru mengancam keselamatan mereka. Edukasi sejak dini dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami akan membantu anak mengerti pentingnya keselamatan di jalan. Keselamatan adalah prioritas utama!
Penulis: Nurlaili Firda Yuniar (PG-PAUD)
Editor: Nurlaili Firda Yuniar (PG-PAUD)