Miris! Guru dan Dosen yang Tak Membereskan Bekas Makannya: Cerminan Buruk bagi Generasi Muda
Guru dan dosen merupakan sosok yang menjadi panutan bagi anak didik, baik dalam ranah akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai figur yang dihormati, seharusnya mereka memberikan contoh positif dalam segala aspek, termasuk kebersihan dan tanggung jawab sosial. Namun, ironisnya, masih banyak pendidik yang justru menunjukkan perilaku tidak bertanggung jawab, seperti meninggalkan bekas makanan berserakan setelah makan di tempat umum, restoran, atau kantin kampus/sekolah. Kebiasaan ini tidak hanya mencerminkan kurangnya kesadaran terhadap kebersihan, tetapi juga mencoreng citra profesi pendidik yang seharusnya menjadi contoh bagi generasi muda.
Perilaku Tidak Bertanggung Jawab yang Sering Terjadi
Berikut adalah beberapa contoh kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh pendidik saat makan di tempat umum dan mengabaikan kebersihan:
-
Meninggalkan tisu bekas di meja
Tisu yang digunakan untuk membersihkan tangan atau sisa makanan seharusnya dibuang ke tempat sampah setelah digunakan. Namun, banyak pendidik yang membiarkan tisu tersebut berserakan di meja tanpa inisiatif untuk merapikannya. Hal ini membuat meja terlihat kotor dan tidak nyaman bagi orang lain yang akan menggunakannya setelahnya. Selain itu, tisu bekas yang berserakan dapat menjadi sumber penyebaran bakteri dan virus, terutama jika digunakan untuk menyeka mulut atau tangan setelah makan. -
Membiarkan gelas plastik kosong begitu saja
Sering kali, setelah minum, gelas plastik bekas tidak dibuang ke tempat sampah dan hanya dibiarkan begitu saja di meja. Kebiasaan ini menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap kebersihan dan ketertiban lingkungan. Jika setiap orang memiliki kebiasaan yang sama, maka restoran atau kantin akan menjadi tempat yang berantakan dan tidak nyaman untuk dikunjungi. Sebagai pendidik, seharusnya mereka menyadari bahwa menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama. -
Menyisakan botol air minum kosong di atas meja
Banyak pendidik yang membeli air minum dalam kemasan, namun setelah habis diminum, botolnya hanya dibiarkan tergeletak di meja tanpa dibuang ke tempat sampah. Perilaku ini mencerminkan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan. Plastik yang tidak dibuang dengan benar akan berkontribusi pada pencemaran lingkungan, terutama jika tidak didaur ulang dengan baik. Dengan membuang botol bekas ke tempat sampah yang telah disediakan, pendidik dapat menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan. -
Tidak merapikan piring dan peralatan makan setelah digunakan
Beberapa pendidik meninggalkan meja makan dalam keadaan kotor dengan piring, sendok, dan sisa makanan yang masih berserakan. Hal ini tidak hanya menyulitkan petugas kebersihan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi orang lain. Dalam beberapa restoran atau kantin, tersedia tempat khusus untuk meletakkan piring dan peralatan makan setelah digunakan. Dengan mengikuti aturan tersebut, pendidik dapat memberikan contoh positif dalam hal disiplin dan tanggung jawab.
Mengapa Hal Ini Menjadi Masalah?
-
Contoh yang Buruk bagi Siswa dan Mahasiswa
Guru dan dosen memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa dan mahasiswa. Jika mereka sendiri tidak menunjukkan sikap bertanggung jawab terhadap kebersihan, bagaimana bisa mereka mengajarkan anak didik mereka untuk melakukan hal yang sama? Anak-anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat, sehingga jika mereka melihat pendidiknya tidak peduli terhadap kebersihan, mereka mungkin akan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar. -
Menurunkan Wibawa Profesi Pendidik
Profesi pendidik memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk moral dan etika generasi muda. Ketika seorang guru atau dosen bersikap tidak peduli terhadap kebersihan, hal ini dapat menurunkan citra profesinya. Masyarakat akan mempertanyakan bagaimana seorang pendidik dapat mendidik anak bangsa jika mereka sendiri tidak mampu menunjukkan perilaku yang baik. -
Mengganggu Kenyamanan Orang Lain
Meninggalkan meja makan dalam keadaan kotor tidak hanya mencerminkan sikap tidak bertanggung jawab, tetapi juga dapat mengganggu kenyamanan pengunjung lain. Meja yang kotor dan berantakan membuat lingkungan terasa tidak nyaman dan kurang higienis. Selain itu, petugas kebersihan harus bekerja lebih keras untuk membersihkan kekacauan yang ditinggalkan, yang sebenarnya bisa dicegah jika setiap orang bertanggung jawab terhadap kebersihan dirinya sendiri. -
Menciptakan Kebiasaan Negatif di Lingkungan Akademik
Jika kebiasaan buruk ini terus dibiarkan, maka lingkungan akademik akan kehilangan budaya disiplin dan tanggung jawab. Kebersihan merupakan bagian dari etika dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu. Dengan mengabaikan kebersihan, pendidik secara tidak langsung mengajarkan kepada siswa dan mahasiswa bahwa mereka tidak perlu bertanggung jawab atas lingkungan mereka.
Solusi dan Langkah Perbaikan
Agar kebiasaan buruk ini dapat diatasi, para guru dan dosen harus memulai perubahan dari diri sendiri serta menanamkan budaya kebersihan dan tanggung jawab. Berikut beberapa langkah yang dapat diterapkan:
Membangun Kesadaran Diri
Guru dan dosen harus menyadari bahwa perilaku mereka selalu diperhatikan oleh siswa dan mahasiswa. Dengan menjadi contoh yang baik, mereka akan memberikan dampak positif bagi lingkungan akademik.-
Merapikan Meja Setelah Makan
Biasakan untuk mengumpulkan sisa makanan, membuang tisu ke tempat sampah, serta menaruh piring dan gelas di tempat yang disediakan. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab pribadi yang sederhana namun berdampak besar. -
Saling Mengingatkan
Jika ada rekan kerja yang belum sadar akan kebersihan, ajak mereka untuk peduli terhadap lingkungan dengan cara yang santun dan membangun. Sikap saling mengingatkan dapat membantu menciptakan budaya kebersihan di lingkungan akademik. -
Menjadikan Kebersihan sebagai Bagian dari Pendidikan
Pendidik bisa mengajarkan kebersihan dan tanggung jawab melalui tindakan nyata, bukan hanya melalui teori di dalam kelas. Dengan memberi contoh langsung, siswa dan mahasiswa akan lebih mudah memahami pentingnya kebersihan. -
Mengadakan Kampanye Kesadaran
Sekolah dan kampus dapat menyelenggarakan program atau kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan di lingkungan akademik. Kampanye ini dapat berupa ajakan untuk membuang sampah pada tempatnya atau program kebersihan lingkungan kampus. -
Menghargai Petugas Kebersihan
Menghormati pekerjaan petugas kebersihan dengan tidak meninggalkan meja dalam keadaan kotor adalah bentuk kepedulian yang sederhana namun berarti. Dengan menunjukkan sikap menghargai, pendidik juga mengajarkan kepada anak didik mereka tentang pentingnya empati terhadap sesama.
Menjadi pendidik bukan hanya tentang mengajarkan ilmu, tetapi juga memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Menjaga kebersihan setelah makan adalah hal kecil yang memiliki dampak besar terhadap kebiasaan dan karakter siswa maupun mahasiswa. Oleh karena itu, guru dan dosen harus menunjukkan keteladanan dalam segala aspek, termasuk kebersihan dan tanggung jawab sosial.
Penulis: Nurlaili Firda Yuniar (PG-PAUD)
Editor: Nurlaili Firda Yuniar (PG-PAUD)