Cara Elegan Menjawab Pandangan Buruk Tentang Jurusan PG-PAUD

Sering nggak sih, ketika menyebut diri sebagai mahasiswa PG-PAUD, ada orang yang merespons dengan kalimat seperti:
"Hah, cuma PG-PAUD? Jadi guru TK doang nanti?"
"Ngapain sih kuliah PG-PAUD? Kayak main-main aja, kan cuma ngajarin anak kecil!"
"Gaji guru PAUD kan kecil, buat apa ambil jurusan ini?"
Pernyataan seperti ini bisa bikin kesal, tapi ada cara untuk menjawabnya dengan elegan dan tetap sopan. Yuk, simak beberapa trik dan jawaban skakmat yang bisa kamu gunakan!
1. Pahami Dulu Sumber Stereotipnya
Orang yang meremehkan PG-PAUD biasanya kurang memahami esensi pendidikan anak usia dini. Mereka menganggap mendidik anak kecil itu gampang, padahal justru butuh pendekatan yang lebih kompleks dibandingkan pendidikan di jenjang lain.
2. Jawab dengan Elegan dan Tegas
Berikut beberapa cara menjawab komentar yang kurang menyenangkan:
1. "Cuma PG-PAUD? Jadi guru TK doang nanti?"
Jawaban: "Betul, saya belajar tentang pendidikan anak usia dini. Justru di sinilah fondasi utama pendidikan terbentuk. Kalau nggak ada guru PAUD yang hebat, gimana nanti generasi selanjutnya bisa tumbuh jadi orang hebat juga?"
Maknanya: Menegaskan bahwa pendidikan PAUD adalah tahap krusial dalam pembentukan karakter dan kecerdasan anak.
2. "Ngapain sih kuliah PG-PAUD? Kayak main-main aja!"
Jawaban: "Iya, memang salah satu metode pembelajaran di PAUD itu berbasis bermain. Tapi, justru itu tantangannya! Gimana caranya bikin anak-anak belajar tanpa merasa dipaksa? Nggak semua orang bisa melakukannya, lho."
Maknanya: Mengubah perspektif bahwa mendidik anak kecil bukan sekadar bermain, tapi ada ilmu dan strategi khusus di dalamnya.
3. "Gaji guru PAUD kecil, buat apa ambil jurusan ini?"
Jawaban: "Pendidikan bukan cuma soal gaji, tapi juga investasi untuk masa depan. Lagi pula, sekarang banyak kesempatan bagi lulusan PG-PAUD, nggak cuma jadi guru, bisa juga jadi konsultan pendidikan, pengusaha di bidang edukasi, atau peneliti perkembangan anak."
Maknanya: Menunjukkan bahwa lulusan PG-PAUD punya banyak peluang kerja, nggak cuma sebatas jadi guru TK.
3. Tokoh Inspiratif dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Nyai Ahmad Dahlan: Pelopor PAUD di Indonesia
Membahas pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia tak lengkap tanpa menyebut peran penting Nyai Ahmad Dahlan. Pada tahun 1919, beliau merintis pendidikan usia dini di Kauman, Yogyakarta, terinspirasi oleh konsep pendidikan Froebel yang diterapkan oleh Belanda untuk anak-anak balita mereka. Nyai Ahmad Dahlan prihatin melihat banyak anak balita pribumi bermain tanpa bimbingan karena orang tua mereka bekerja sebagai buruh di perusahaan batik sekitar Kauman. Melalui organisasi 'Aisyiyah, beliau mengumpulkan anak-anak tersebut untuk diajak bermain dan belajar, memberikan akses pendidikan yang setara bagi anak laki-laki maupun perempuan—langkah progresif di masa itu.
Pendidikan yang dirintisnya awalnya bernama Froebel Kindergarten 'Aisyiyah, yang kemudian berubah menjadi 'Aisyiyah Bustanul Atfal (TK ABA). Saat ini, TK ABA dan PAUD 'Aisyiyah telah berkembang pesat dengan ribuan lembaga tersebar di seluruh Indonesia, menjadi inspirasi bagi pendirian sekolah sejenis oleh organisasi lain. Selain Nyai Ahmad Dahlan, tokoh lain yang berkontribusi dalam pendidikan anak usia dini adalah Friedrich Fröbel, seorang pendidik asal Jerman yang menciptakan konsep taman kanak-kanak (Kindergarten). Beliau dikenal karena penekanannya pada pendidikan melalui bermain dan penggunaan alat permainan dalam proses belajar. Kisah inspiratif Nyai Ahmad Dahlan dan tokoh lainnya menegaskan bahwa pendidikan anak usia dini memiliki peran vital dalam membentuk karakter dan masa depan generasi penerus bangsa.
Kesimpulan
Jangan biarkan stereotip membuatmu ragu dengan pilihanmu. PG-PAUD bukan sekadar "cuma jadi guru TK", tapi tentang membentuk generasi masa depan. Jadi, tetap bangga dengan jurusanmu dan tunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah bidang yang keren dan berharga!
Sumber: (Sofyan, 2020)
Penulis: Nurlaili Firda Yuniar (PG-PAUD)
Editor: Nuralaili Firda Yuniar (PG-PAUD)