Kupas Tuntas! Empeng Bayi: Penyelamat atau Pemicu Masalah? Mengungkap Manfaat dan Risikonya

Empeng bayi atau yang sering
disebut dot hisap merupakan alat yang umum digunakan oleh orang tua untuk
menenangkan bayi mereka. Penggunaannya telah menjadi bagian dari kebiasaan
dalam merawat bayi di berbagai budaya. Namun, di balik manfaatnya, empeng bayi
juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu,
penting bagi orang tua untuk memahami baik manfaat maupun risikonya sebelum
memutuskan apakah akan memberikan empeng kepada bayi atau tidak.
Manfaat Empeng Bayi
1.
Memberikan Efek Menenangkan
Salah satu alasan utama mengapa orang tua memberikan empeng kepada bayi adalah
karena efek menenangkannya. Bayi memiliki refleks menghisap alami, yang tidak
hanya membantu mereka menyusui tetapi juga memberikan rasa nyaman dan aman.
Dengan mengisap empeng, bayi yang rewel atau sulit tidur bisa lebih mudah
tenang.
2.
Mengurangi Risiko Sindrom Kematian Bayi
Mendadak (SIDS)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan empeng saat tidur dapat
mengurangi risiko SIDS. Hipotesisnya adalah empeng membantu menjaga jalan
napas tetap terbuka dan mencegah bayi tidur terlalu dalam, yang bisa berisiko
bagi bayi dengan kontrol pernapasan yang masih belum sempurna.
3.
Membantu Bayi Tidur Lebih Nyenyak
Beberapa bayi sulit tidur tanpa hisapan, dan empeng bisa menjadi alat bantu
yang efektif untuk membuat mereka tidur lebih nyenyak. Ini bisa sangat membantu
bagi orang tua yang mengalami kesulitan menidurkan bayi mereka.
4.
Mengalihkan Perhatian Bayi
Empeng juga berguna untuk mengalihkan perhatian bayi dalam situasi tertentu,
misalnya saat vaksinasi atau perjalanan jauh. Hisapan dapat memberikan efek
relaksasi yang membantu bayi mengatasi rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Efek Samping Penggunaan Empeng
Meskipun empeng memiliki berbagai manfaat, ada
beberapa efek samping yang perlu diperhatikan:
1.
Ketergantungan terhadap Empeng
Salah satu risiko terbesar adalah bayi menjadi terlalu bergantung pada empeng
untuk menenangkan diri. Ketika bayi selalu mengandalkan empeng untuk tidur atau
merasa nyaman, mereka mungkin kesulitan menenangkan diri tanpa benda tersebut,
yang dapat menyulitkan proses penyapihan di kemudian hari.
2.
Risiko Infeksi Telinga
Beberapa studi menunjukkan bahwa bayi yang sering menggunakan empeng memiliki
risiko lebih tinggi terkena infeksi telinga tengah. Hal ini diduga berkaitan
dengan perubahan tekanan di dalam mulut dan saluran eustachius, yang bisa
memudahkan bakteri masuk ke telinga tengah.
3.
Gangguan Pertumbuhan Gigi
Penggunaan empeng dalam jangka panjang dapat berdampak pada pertumbuhan gigi
bayi. Kebiasaan menghisap empeng yang terlalu lama dapat menyebabkan gigi
tumbuh tidak rata atau menyebabkan masalah pada struktur rahang. Oleh karena
itu, dokter gigi anak umumnya menyarankan untuk menyapih empeng sebelum usia
dua atau tiga tahun.
4.
Gangguan pada Pola Menyusui
Bagi bayi yang masih dalam tahap menyusui eksklusif, empeng bisa menyebabkan
bingung puting, di mana bayi mengalami kesulitan dalam menyusu langsung dari
payudara ibu. Hal ini bisa mengurangi frekuensi menyusui dan berdampak pada
produksi ASI.
5.
Potensi Kontaminasi Bakteri
Jika tidak dijaga kebersihannya, empeng dapat menjadi sarang bakteri dan virus
yang dapat menyebabkan infeksi. Bayi sering menjatuhkan empeng ke lantai atau
permukaan lain yang tidak steril, dan jika tidak dibersihkan dengan benar, mereka
bisa tertular berbagai penyakit.
Cara Menggunakan Empeng dengan Bijak
Jika orang tua memutuskan untuk
memberikan empeng kepada bayi mereka, ada beberapa langkah yang bisa diambil
untuk meminimalkan risiko efek sampingnya:
1.
Batasi Penggunaan Empeng
Gunakan empeng hanya dalam situasi tertentu, misalnya saat bayi benar-benar
membutuhkan kenyamanan tambahan atau saat tidur. Hindari pemberian empeng
setiap kali bayi menangis agar mereka tidak terlalu bergantung padanya.
2.
Pilih Empeng yang Sesuai
Pastikan untuk memilih empeng dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan usia
bayi. Empeng yang ergonomis dapat membantu mengurangi risiko gangguan
pertumbuhan gigi.
3.
Jaga Kebersihannya
Cuci empeng secara teratur dengan air panas dan sabun, serta sterilkan jika
perlu. Jika empeng jatuh ke lantai atau terkena kotoran, segera bersihkan
sebelum memberikannya kembali kepada bayi.
4.
Perhatikan Tanda-Tanda Ketergantungan
Jika bayi mulai terlalu bergantung pada empeng, coba alihkan perhatiannya
dengan cara lain, seperti membacakan cerita, memeluk, atau memberikan mainan
yang aman.
5.
Hindari Penggunaan dalam Jangka Panjang
Mulailah menyapih empeng secara bertahap setelah bayi berusia sekitar satu
tahun. Proses ini bisa dilakukan dengan mengurangi frekuensi penggunaannya
secara perlahan, sehingga bayi tidak merasa terlalu kehilangan.
Penulis : Dwi Indah Prastuti (PG-PAUD)
Editor : Dwi Indah Prastuti (PG-PAUD)