Anak Sering Memukul Kepalanya Sendiri? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tantrum adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat berkembang menjadi perilaku negatif, seperti agresivitas atau kebiasaan menyakiti diri sendiri (self-injury), bahkan bisa berdampak pada perilaku di masa mendatang. Salah satu perilaku menyakiti diri sendiri pada anak adalah menyakiti diri sendiri dengan memukul kepalanya sendiri ketika ia marah. Jika orang tua terlambat menangani perilaku tersebut, kebiasaan ini dapat menetap hingga anak beranjak dewasa. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik perlu mengambil langkah yang tepat agar anak dapat belajar mengekspresikan emosinya dengan cara yang lebih sehat, seperti mengungkapkan rasa marah, takut, kesal, atau kecewa dengan kata-kata atau ekspresi lain yang lebih positif (Rahayuningsih, 2014).
Penyebab Anak Memukul Kepalanya Sendiri
- Kesulitan Mengekspresikan Emosi :Anak-anak yang belum mampu mengungkapkan perasaan mereka dengan baik sering kali menunjukkan perilaku ekstrem sebagai bentuk komunikasi. Ketika merasa marah, frustrasi, atau sedih, mereka mungkin tidak tahu cara menyalurkan emosi tersebut sehingga memilih untuk memukul kepala sendiri sebagai bentuk pelepasan ketidaknyamanan emosional.
- Stimulasi Sensorik : Beberapa anak memukul kepala mereka sebagai bentuk stimulasi diri untuk mencari kenyamanan atau mengatasi kecemasan. Hal ini lebih umum terjadi pada anak-anak dengan kebutuhan sensorik khusus, di mana mereka memerlukan rangsangan fisik tertentu untuk membantu menenangkan diri.
- Meniru Perilaku Orang di Sekitar : Anak-anak adalah peniru ulung yang sering kali meniru perilaku orang dewasa atau teman sebaya. Jika mereka melihat orang lain melakukan tindakan serupa saat marah atau frustrasi, mereka mungkin menganggapnya sebagai cara yang wajar untuk mengekspresikan emosi mereka.
- Ketidaknyamanan Fisik atau Rasa Sakit : Kadang-kadang, anak-anak memukul kepala mereka sendiri karena merasa sakit atau tidak nyaman, seperti saat mengalami sakit kepala, tumbuh gigi, atau infeksi telinga. Karena keterbatasan dalam berkomunikasi, mereka mungkin menggunakan tindakan ini sebagai cara untuk mengekspresikan ketidaknyamanan yang mereka alami.
- Tantrum dan Ledakan Emosi : Tantrum adalah bagian dari perkembangan anak, di mana mereka mengalami ledakan emosi yang sulit dikendalikan. Saat tantrum terjadi, anak mungkin memukul kepala mereka sebagai cara untuk melampiaskan perasaan marah atau frustrasi, terutama jika mereka belum memiliki keterampilan mengelola emosi yang baik.
Cara
Mengatasi Perilaku Ini
- Mengenali Pemicu : Orang tua perlu memahami faktor-faktor yang menyebabkan anak memukul kepalanya sendiri. Dengan mengenali pemicu perilaku ini, mereka dapat menghindari situasi tertentu atau memberikan pendampingan yang tepat untuk membantu anak menghadapi emosinya dengan cara yang lebih sehat.
- Mengajarkan Cara Mengekspresikan Emosi : Anak perlu diajarkan bagaimana mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih baik. Orang tua bisa membantu anak mengenali perasaannya dan memberikan alternatif seperti berbicara, menggambar, atau menggunakan mainan untuk melampiaskan emosinya dengan lebih konstruktif.
- Memberikan Dukungan Emosional : Ketika anak merasa marah atau frustrasi, orang tua harus memberikan dukungan emosional dengan mendengarkan mereka, memberikan pelukan, atau kata-kata yang menenangkan. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih aman dan mengurangi keinginannya untuk menyakiti diri sendiri.
- Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Nyaman : Pastikan anak memiliki lingkungan yang mendukung perkembangan emosional mereka, termasuk memberikan ruang bermain yang cukup, kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, serta aktivitas yang dapat membantu mereka menyalurkan energi dan emosinya dengan lebih baik.
- Konsultasi dengan Profesional : Jika perilaku memukul kepala terus berlanjut atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog anak. Mereka dapat membantu menilai apakah ada masalah yang lebih serius dan memberikan rekomendasi strategi yang tepat untuk menangani perilaku ini.
Memukul kepala sendiri adalah perilaku yang sering terjadi pada anak-anak, terutama di usia dini. Meskipun bisa menjadi bagian dari eksplorasi atau regulasi diri, orang tua harus tetap waspada jika kebiasaan ini terjadi terlalu sering atau berisiko menimbulkan cedera. Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan langkah-langkah yang tepat, perilaku ini dapat dikendalikan atau bahkan dihentikan. Orang tua tidak perlu panik, tetapi harus segera mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi kebiasaan ini. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang baik, perilaku ini dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik dan emosional anak. Dengan kesabaran dan perhatian, orang tua dapat membantu anak mengembangkan cara yang lebih sehat dalam mengekspresikan emosinya sehingga mereka bisa tumbuh dengan baik.
Reference : (Larasyifa, 2023)
Penulis : Dwi Indah Prastuti (PG-PAUD)
Editor : Dwi Indah Prastuti (PG-PAUD)