PG PAUD Unesa Gelar Pelatihan Keterampilan Mendongeng Bertema “Dongeng Kreatif dengan Sentuhan Pop Culture”

Surabaya, 6 Mei 2025 – Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sukses menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan Mendongeng bertema “Dongeng Kreatif dengan Sentuhan Pop Culture”. Kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) O6, ruang auditorium lantai 4 pada pukul 12.30 WIB, dan diikuti oleh mahasiswa PG PAUD angkatan 2023.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh dosen-dosen PGPAUD UNESA. dipimpin oleh Ketua Pelaksana, [Nama Anda], dosen PG PAUD Unesa. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan mendongeng yang inovatif dan kontekstual, sebagai bekal penting dalam menghadapi tantangan menjadi pendidik PAUD profesional di masa depan.
Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif Sri Widayati, S.Pd., M.Pd., dosen PG PAUD Unesa, yang membawakan materi “Mendongeng pada Anak Usia Dini”. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan bahwa mendongeng bukan sekadar aktivitas bercerita, melainkan sebuah metode pembelajaran yang menyentuh aspek kognitif, sosial-emosional, dan moral anak usia dini. Dalam materinya, beliau memaparkan unsur-unsur penting dalam dongeng seperti tokoh, konflik, alur, serta nilai-nilai yang hendak disampaikan. Beliau juga memperkenalkan berbagai konsep dasar dalam mendongeng, seperti dongeng sebagai media pengembangan bahasa anak, dongeng sebagai sarana penanaman nilai dan pembentukan karakter, teknik intonasi suara, mimik wajah, dan penggunaan alat bantu visual (boneka, gambar, dll) untuk meningkatkan daya tarik cerita, dan pentingnya keterlibatan emosi pendidik saat mendongeng agar pesan dapat diterima anak dengan lebih mendalam.Sri Widayati juga menekankan bahwa pendidik harus mampu memilih dan mengadaptasi cerita agar sesuai dengan usia, konteks budaya, serta perkembangan anak. Dongeng menjadi lebih efektif bila mengandung unsur kekinian yang dekat dengan dunia anak-anak, termasuk elemen pop culture yang digemari seperti tokoh animasi, lagu populer yang mendidik, atau cerita bertema teknologi dengan tetap menyertakan budaya lokal.
Sementara itu narasumber kedua yaitu Kak Hilmi dari Kampung Dongeng, praktisi mendongeng nasional, yang memotivasi peserta melalui materi bertajuk “Mendongeng Itu Mudah”. Dengan penuh semangat dan gaya khasnya, ia membongkar mitos bahwa mendongeng adalah keterampilan yang sulit dan hanya bisa dilakukan oleh orang tertentu. Dengan gaya khasnya yang enerjik dan penuh ekspresi, Kak Hilmi menyampaikan bahwa setiap orang bisa mendongeng, asalkan memiliki kemauan, kepekaan terhadap anak, dan keberanian untuk mencoba. “Jangan takut salah, karena dongeng bukan untuk dipentaskan, tapi untuk dihidupkan bersama anak-anak,” ungkap Kak Hilmi dengan semangat. Ia juga memberikan contoh langsung dengan mengajak peserta memainkan suara tokoh dan membuat cerita secara spontan, yang disambut tawa dan antusiasme peserta.
Acara ini dilengkapi dengan sesi diskusi yang memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk menggali lebih jauh strategi mendongeng yang membantu kepercayaan diri serta kreativitas mereka dalam menyampaikan cerita dengan pendekatan yang menarik dan menyenangkan, khususnya di era digital. Melalui pendekatan pop culture, dongeng bisa menjadi media pembelajaran yang lebih segar, mudah diterima anak-anak, dan tetap sarat nilai edukatif.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, PG PAUD Unesa terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak calon pendidik PAUD yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga kreatif, komunikatif, dan siap berinovasi di dunia pendidikan anak usia dini.
Penulis: Suharti