Kelompok 38 Magetan KKN-T UNESA Desa Turi – Upaya meningkatkan kualitas pupuk pertanian dengan alternatif pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia

UNESA – Kelompok 38 Magetan KKN Tematik Universitas Negeri Surabaya di Desa Turi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, telah berhasil menggelar serangkaian kegiatan penyuluhan pupuk untuk meningkatkan kualitas pupuk pertanian dengan alternatif pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia yang dimana sebagian besar penduduk Desa Turi mayoritas sebagai petani. Dalam mendukung keberhasilan sector pertanian dibutuhkan inovasi pupuk untuk menunjang keberhasilan jangka panjang khususnya pada factor kesuburan lahan. Hal ini dapat dikaitkan juga pada tujuan pembangunan penggalakan pertanian berkelanjutan (SDGs).
Agar tercapainya upaya dan tujuan yang sudah ditentukan, kelompok 38 Magetan merancang dan melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang tercapainya tujuan SDGs pada kualitas pupuk pertanian Desa Turi. Mengingat kualitas pupuk yang digunakan pada pertanian Desa Turi masih menggunakan jenis pupuk kimia yang tergolong mahal dan memiliki efek samping yang berkepanjangan. Berdasarkan hal tersebut kelompok 38 Magetan berinisiatif untuk bekerja sama dengan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Panekan untuk mengadakan kegiatan “Penyuluhan pupuk organic sebagai alternatif pengganti pupuk kimia” dengan sasaran kelompok tani yang ada di Desa Turi.
Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari yakni tanggal 23-24 Mei 2023 yang diikuti secara keseluruhan sekitar 25 orang. Kegiatan yang dilakukan adalah membuat pupuk bubur California dan biosaka. Adapun beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik bubur California tersebut yaitu belerang, kapur dan EM4 yang dapat mempersingkat proses produksi pupuk. Lalu untuk jenis pupuk biosaka terbuat dari 5 jenis daun yang berbeda yang nantinya dikelola dengan cara mencampurkan berbagai 5 jenis tumbuhan dengan air kedalam suatu wadah lalu diremas remas tumbuhannya yang nantinya akan diambil sari tumbuhan tersebut.
Dalam keterangannya, Bapak Supriyadi, SP Salah satu anggota dari pihak BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Panekan mengatakan “Dari Alam Kembali ke Alam” oleh karena itu, gerakan kembali alam (back to nature) perlu digalakkan, salah satunya adalah dengan mengurangi ketergantungan para petani terhadap produk pupuk kimia secara bertahap, kemudian beralih ke penggunaan pupuk organic serta pemanfaatan alam sekitar yang dapat di produksi secara mandiri oleh petani serta berdampak positif terhadap pelestarian lingkungan hidup. Selain itu pupuk organic yang terbuat dari bahan alam dapat diperoleh secara gratis. Mahasiswa KKN-T 38 Magetan berharap agar para petani mau memaksimalkan penggunaan pupuk organic. Apalagi bahan baku pupuk organic biosaka yang dibuat sangat mudah diperoleh disekitar rumah.