Membangun Budaya Literasi Warga Melalui Pondok Baca Kelurahan Bogo, Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk

Literasi merupakan kemampuan seseorang untuk membaca, memahami, mendengar, berbicara dan menulis yang menjadikan seseorang dapat berkomunikasi secara efektif. Kemampuan ini sangat penting dimiliki seseorang agar dapat memahami konteks yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari nya. Indonesia masih termasuk negara dengan literasi rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini didukung oleh hasil riset yang dilakukan oleh Kemendikbud, yakni sebanyak 24 provinsi atau 71% masuk dalam kategori literasi rendah. Untuk mengentas permasalahan rendahnya literasi di Indonesia, pemerintah menggalakan budaya literasi, baik baca tulis, literasi digital dan literasi budaya. Literasi merupakan hal penting guna mewujudkan Pendidikan yang berkualitas dan memperoleh kecakapan hidup.
Pendidikan adalah alat utama bagi manusia untuk meningkatkan standar hidup mereka. Dengan pendidikan, manusia dapat bekerja, meningkatkan ekonomi, dan berpartisipasi dalam lingkungan sosial. Sustainable Development Goals atau SDGs merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam upaya untuk memajukan kesejahteraan manusia di seluruh dunia.
Mahasiswa sebagai agent of change, itu juga yang diimplementasikan secara nyata oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN- T) kelompok 12 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Kelurahan Bogo Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk. Melihat bagaimana budaya literasi yang mulai turun pada masyarakat sehingga munculah inspirasi dari para mahasiswa KKN - T ini untuk meningkatkan minat literasi tersebut. Bekerjasama dengan Keluruhan Bogo serta RW 01, pada hari Rabu (24/05/23) siang diresmikanlah Pondok Baca Kelurahan Bogo.
Pondok baca ini dibangun dengan tujuan untuk menjadi salah satu sarana dalam meningkatkan minat literasi masyarakat khususnya kaum muda demi terciptanya generasi emas untuk Indonesia maju 2045. Pendirian pondok baca ini dilandasi oleh kesadaran mahasiswa KKN - T 12 ini untuk membuat perubahan yang dimulai dari tempat mereka mengabdi selama 4 bulan ini. Selain itu mahasiswa KKN-T ini juga mengingankan implementasi nyata bidang keilmuan yang mereka dapatkan selama berkuliah melalui Gerakan literasi yang mereka tumbuhkan pada anak anak serta pemuda Kelurahan Bogo.
"Pondok baca ini menjadi sebuah langkah awal peningkatan minat literasi genarasi muda dan diharapkan hal ini tidak setengah setengah tapi totalitas dan pelaksanaanya, dan diharapkan pula bagaimana adanya pondok baca ini menjadi sebuah monument nyata karya mahasiswa Unesa yang mengabdikan dirinya selama 4 bulan di Kelurahan Bogo ini." Pesan itu disampaikan oleh pak Kusnun selaku perwakilan perangkat Kelurahan Bogo. Diharapkan pula bagaimana pondok baca ini bisa terus menebarkan manfaat bagi masyarakat, itulah harapan yang dilontarkan ketua RW 01 pada peresmian pondok baca tersebut. Ketua RW 01 menambahkan bahwasannya diharapkan nantinya pondok baca ini bisa menghidupi daerahnya yang sebelumnya memang kurang ramai sehingga bisa menjadi ramai dan nantinya akan mampu membuat suasana nyaman dan aman untuk belajar dan berdiskusi.
Selain adanya peresmian, pada malam harinya acara selanjutnya adalah dengan menonton film bersama dan dilanjutkan diskusi ringan tentang film tersebut. Film yang ditayangkan adalah adopsi novel karya Ahmad Fuadi yaitu "Negeri 5 Menara" ini menjadi film yang direkomendasikan bertema pendidikan sebagai bentuk linearitas dengan pondok baca yang baru diresmikan. "Film yang mengambarkan bagaimana salah satu cara untuk sukses dan membuka jendela dunia adalah melalui membaca dan memiliki tekad yang kuat" ungkap ibu dewi salah satu warga yang ikut menyaksikan film dan diskusi ringan tersebut.
Film dengan durasi 1 jam 54 menit tersebut menutup agenda peresmian pondok baca pada hari Rabu (24/05/23) kemarin. Banyak harapan dan keyakinan yang tumbuh dengan berdirinya pondok baca tersebut. diharapkan minat literasi dan pemahaman kaum muda akan dunia makin bertambah serta juga bagaimana pondok baca nantinya diyakini akan menjadi sebuah tempat berkumpul baru oleh warga khususnya para kaum muda untuk menghabiskan sisa waktunya dari hari ke hari.
Ditutupnya agenda nonton film dan diskusi pada malam itu, ketua kelompok KKN -- T 12, Alvian mengungkapkan bahwasannya "Perlu kita sadari, berbagai data statistik seringkali menyuguhkan akan adanya data yang merepresentasikan krisis partisipasi literasi Indonesia. Bagi saya, persoalan soal minat literasi Indonesia seperti lingkaran sempurna (tidak ada ujungnya).Maka dari itu, kami kelompok KKN 12 berupaya membuat satu gagasan "Pondok Baca" sebagai sarana dalam perbaikan minat literasi masyarakat khususnya pada kelurahan Bogo Nganjuk. Besar harapan bagi saya, semoga pondok baca dapat berjalan sesuai dengan esensinya serta dapat menjadi manifestasi akan perbaikan partisipasi literasi masyarakat," tutupnya.