Belajar, Bertukar, dan Berkembang: Kisah Seru Mahasiswa PGSD di PG-PAUD UNESA

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah memberikan kesempatan luar biasa bagi mahasiswa Indonesia untuk memperluas wawasan, salah satunya melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Salah satu kisah menarik hadir dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), di mana mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) mengikuti PMM internal ke Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD). Program ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk keluar dari rutinitas, mendapatkan pengalaman baru, dan memperdalam ilmu lintas jenjang pendidikan.
Mengapa Memilih PG-PAUD?
Setiap mahasiswa memiliki alasan berbeda untuk mengikuti program ini, namun ada satu kesamaan: kewajiban menjalani MBKM pada semester 5. Misalnya, Nur Amirotul Habibah ingin memahami perbedaan metode pengajaran antara SD dan PAUD. Sementara Shintya Nurma Yunita, yang awalnya berniat mengikuti Kampus Mengajar namun gagal, memutuskan memilih PG-PAUD bersama teman-temannya karena kemiripan kurikulumnya dengan PGSD. Begitu pula Jihan Zatil Aqmar yang tertarik mendalami pendidikan anak usia dini untuk mempersiapkan transisi dari TK ke SD.
Alasan lain datang dari Jihan Nur Fareza yang memilih PG-PAUD setelah tidak lolos seleksi MBKM lain. Ia merasa jurusan ini relevan untuk mendukung pembelajaran di PGSD. Mahasiswa lain, seperti Nanditha Firda Shalsabilla dan Shellyna Intan Nur Sushanti, menganggap pendidikan di PG-PAUD sebagai peluang memahami lebih dalam perkembangan anak usia dini yang berkaitan erat dengan profesi guru SD. Motivasi tambahan seperti memperluas koneksi, mempelajari keterampilan baru, dan memperoleh pemahaman tentang pendidikan holistik juga menjadi daya tarik utama program ini.
Pengalaman yang Berkesan
Selama satu semester di PG-PAUD, para peserta mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Nur Amirotul Habibah mengaku mendapat wawasan baru tentang pendekatan pendidikan di PAUD yang berbeda dengan SD. Shintya Nurma Yunita juga terkesan dengan sikap dosen PG-PAUD yang ramah dan terbuka terhadap mahasiswa PMM. Ia belajar banyak mengenai pola asuh anak, stimulasi perkembangan, serta pentingnya kesehatan dan gizi pada usia dini.
Jihan Nur Fareza awalnya merasa beban tugas di PG-PAUD cukup berat, namun cara mengajar dosen yang kreatif dan sistem reward yang diberikan justru memotivasinya. Ia menilai pengalaman ini sebagai bekal penting untuk karier dan kehidupannya di masa depan. Nadiyah Nur Azizah juga merasa terbantu dengan praktik langsung yang dilakukan selama perkuliahan, sehingga ia lebih memahami media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak. Selain itu, ia mengapresiasi bimbingan maksimal dari dosen selama mengikuti program.
Harapan untuk Masa Depan
Melalui PMM ini, mahasiswa PGSD Unesa tidak hanya menambah ilmu baru tetapi juga memperluas jaringan sosial serta mempererat hubungan antarprodi di Unesa. Yusmika Rosida mendorong mahasiswa lain untuk tidak ragu mengikuti program serupa dan terus berinovasi dalam dunia pendidikan. Ety Retno Artati juga berharap program ini menjadi langkah besar dalam memperkuat kolaborasi antara PGSD dan PG-PAUD. Ia optimistis program ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa di masa mendatang.
Kesimpulan
Pertukaran mahasiswa internal di Unesa ini menjadi bukti bahwa keluar dari zona nyaman membuka peluang besar untuk berkembang. Pengalaman lintas prodi ini tidak hanya memperluas wawasan pendidikan tetapi juga memberikan perspektif baru tentang dunia pengajaran. Bagi mahasiswa PGSD yang berpartisipasi, belajar di PG-PAUD adalah langkah kecil yang memberikan dampak besar bagi masa depan mereka sebagai pendidik. Semoga program seperti ini terus dikembangkan dan menginspirasi lebih banyak mahasiswa di seluruh Indonesia!
Penulis: Nurlaili Firda Yuniar (PG-PAUD)
Editor: Nurlaili Firda Yuniar (PG-PAUD)