Kampus Mengajar 5-Pembelajaran yang Inovatif dan Menyenangkan bagi Seluruh Peserta Didik di SDN 2 Ngepung, Kabupaten Nganjuk

UNESA - Kampus Mengajar merupakan salah satu program MBKM dari Kemendikbud yang memberikan kesempatan bagi seluruh mahasiswa untuk belajar di luar kampus sebagai mitra guru dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran di sekolah yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan, serta sesuai dengan kebutuhan sekolah. Program ini berorientasi di jenjang SD hingga SMP yang memiliki kemampuan literasi dan numerasi yang rendah terutama di daerah pelosok. Mahasiswa yang telah mendaftar program Kampus Mengajar angkatan 5 sebanyak 43.121, hal tersebut merupakan rekor tertinggi jumlah pendaftar dibandingkan angkatan sebelumnya. Program kampus mengajar ini dimulai pada tanggal 20 Februari 2023. Namun, sebelum penugasan terdapat alur yang harus dihadapi sebelum mahasiswa dinyatakan lolos mengikuti program Kampus Mengajar, dimulai dari seleksi berkas, seleksi tes, pembekalan, dan penugasan. Kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan dan mahasiswa yang berhasil lolos akan mengalami konversi sebanyak 20 sks.
Esther Dwi Fema Aniyanti Putri merupakan salah satu mahasiswa program Kampus Mengajar dari jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Negeri Surabaya angkatan 5. Sekolah tempat penugasannya merupakan daerah yang cukup terpelosok di SDN 2 Ngepung tepatnya berada di Dusun Sendanggogor, Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Dikatakan cukup terpelosok karena berada jauh dari jalan raya, susah sinyal (hanya bisa menggunakan wifi, data seluler menggunakan kartu apapun tidak bisa), sering mati listrik, pasokan air hanya mengandalkan air hujan yang dikumpulkan melalui tandon air. Saya bersama 3 teman saya dari Universitas lain saling berkolaborasi untuk merancang program kerja yang sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut. Awal mula saya mengunjungi sekolah penugasan untuk melakukan observasi sesuai kebutuhan dalam penentuan program kerja selama di sekolah tersebut, saya mengamati bahwa setiap kelas memiliki 1-2 anak yang belum bisa membaca dan menulis. Hal ini diperkuat melalui wawancara saya dengan kepala sekolah SDN 2 Ngepung “memang benar Bu, di setiap kelas terdapat anak yang berkebutuhan khusus. Di kelas 1 ada anak yang masih belum bisa membaca bernama Faiz, di kelas 2 ada anak yang belum bisa membaca bernama Budi, di kelas 3 ada juga namanya Zahyan, di kelas 4 ada anak yang sebenarnya pintar karena pindahan dari Surabaya namun karena kurang kasih sayang dari keluarga sehingga prestasinya menurun dan membuat gaduh di dalam kelas, di kelas 5 ada anak yang tidak bisa sama sekali membaca dan menulis bernama Erni dan ada anak yang suka tantrum bernama Ega, sedangkan di kelas 6 terdapat anak yang tunarungu dan tunawicara bernama Firda, Bu” ucap Pak Isa.
Selama penugasan saya menerapkan teori yang telah saya pelajari di kampus yaitu pembelajaran yang inovatif, menarik, menyenangkan, dan aman untuk anak. Dalam hal ini saya dan teman saya menggunakan media pembelajaran pengelompokkan hewan sesuai jenis makanannya. Tujuan program Kampus Mengajar adalah meningkatkan kemampuan literasi anak-anak baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Program kerja saya dan teman saya yang sudah berjalan yaitu literasi baca tulis (membiasakan budaya membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, membaca nyaring buku bacaan, memberikan bimbingan untuk anak yang belum bisa membaca dan menulis), literasi numerasi (membiasakan budaya tebak-tebakan sebelum pulang sekolah, mengajar perkalian menggunakan jarimatika, memberikan soal-soal latihan AKM untuk kelas 5), literasi sains (praktek uji karbohidrat dengan betadine, praktek warna primer dan sekunder), literasi digital (mengisi warung elit yaitu situs web yang dibuat oleh sekolah yang dapat digunakan anak kelas tinggi sesuai menu yang dipilih, mengkolase foto menggunakan aplikasi picsart), literasi finansial (mengadakan jumat infaq/amal), literasi budaya (mengenalkan nama-nama rumah tradisional dan tarian adat menggunakan media power point). Selain itu, saya juga mengenalkan olahraga lain seperti bola kasti kepada anak-anak di SDN 2 Ngepung dikarenakan selama saya bertugas pelajaran olahraga yang sering dilakukan hanyalah bola volly. Saya dan teman saya juga, membantu program dari sekolah yaitu pembelajaran di luar melalui pengenalan alat transportasi kereta api dan berekreasi di KBS Surabaya, melatih anak untuk diikutkan lomba bercerita tingkat kecamatan.
Dalam program-program ini, selain saya dan teman saya berdiskusi kami juga sudah meminta saran kepada guru pamong dan DPL kami. Sejauh ini, program kerja yang telah dibuat belum mendapatkan penolakan dari pihak sekolah maupun DPL. Dengan program kerja yang telah saya rancang bersama teman saya melalui kolaborasi dengan pihak sekolah dan DPL, diharapkan dapat sesuai dengan tujuan 4 SDGs yaitu pendidikan yang berkualitas (Quality Education). Dimana, pendidikan memiliki kualitas yang layak dan inklusi, serta mendorong semua orang untuk semangat belajar hingga akhir hayat. Dalam menunjang semangat belajar tersebut, saya dan teman saya terkadang memberikan reward baik berupa pujian maupun hadiah. Saya dan teman saya juga menata ruang perpustakaan dimulai dari pengindukan buku, membuat banner hiasan, menata buku sesuai labelnya, membuat kotak buku yang sudah dipinjam, membuat jadwal kunjungann perpus dan penjaga perpus yang melibatkan anak. Meskipun, buku-buku di perpustakaan SDN 2 Ngepung sedikit namun mampu membuat anak-anak baik di kelas rendah maupun kelas tinggi berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku. Agar anak-anak tidak bosan, terkadang kami juga memberikan ice breaking.